Penghafal al-qur’an – Menghafal Al-Qur’an adalah anugerah besar yang diberikan Allah Swt kepada hamba-hamba-Nya. Namun, mempertahankan hafalan itu justru merupakan tantangan yang lebih besar daripada sekadar mendapatkannya. Banyak orang berhasil menyelesaikan setoran hafalan, tetapi kemudian lalai dalam menjaga muraja’ah.
Saudaraku, hafalan Al-Qur’an itu laksana unta yang tidak diikat. Jika tidak dijaga dengan muraja’ah yang konsisten, ia akan lepas begitu saja. Oleh karena itu, jangan sampai kita menjadi mantan penghafal Al-Qur’an, melainkan jadikan muraja’ah sebagai bagian dari ibadah harian yang tidak pernah terpisah dari kehidupan kita.
Pentingnya Menjaga Hafalan
Hafalan yang Mudah Hilang
Rasulullah Saw mengingatkan bahwa hafalan Al-Qur’an lebih cepat hilang dibanding seekor unta yang tidak diikat. Hal ini menunjukkan bahwa tanpa muraja’ah, hafalan akan memudar dengan cepat. Oleh karena itu, setiap penghafal Al-Qur’an wajib memberikan porsi khusus untuk menjaga hafalan mereka.
Muraja’ah Sebagai Amalan Seumur Hidup
Menghafal Al-Qur’an tidak berhenti setelah menyelesaikan setoran. Justru setelah hafalan rampung, perjalanan baru dimulai. Muraja’ah adalah pekerjaan seumur hidup yang akan mengikat hafalan agar tetap kuat, sekaligus menjadi jalan menuju predikat Ahlul Qur’an yang dicintai Allah Swt.
Ukuran Kualitas Hafalan
Seberapa lancar seseorang bisa membaca juz tertentu tanpa membuka mushaf adalah tolok ukur kualitas hafalannya. Jika tidak bisa membaca satu juz penuh dengan lancar, itu pertanda bahwa muraja’ah masih kurang konsisten. Semakin banyak muraja’ah, semakin kokoh pula hafalan yang dimiliki.
Tantangan dalam Muraja’ah
Godaan Duniawi
Kesibukan dunia sering kali membuat penghafal Al-Qur’an melupakan tilawah dan muraja’ah. Aktivitas harian yang penuh urusan dunia dapat mengikis interaksi dengan Al-Qur’an. Jika tidak berhati-hati, hafalan yang dulu diperjuangkan dengan susah payah akan hilang sedikit demi sedikit.
Konsistensi dan Komitmen
Kunci utama dalam muraja’ah adalah konsistensi. Tidak harus banyak dalam satu waktu, tetapi rutin dilakukan setiap hari. Lebih baik sedikit tetapi berkesinambungan daripada banyak sekaligus lalu berhenti.
Tekanan Sosial
Kadang seorang penghafal merasa minder ketika hafalannya mulai melemah. Namun, seharusnya ini menjadi dorongan untuk bangkit, bukan alasan untuk menyerah. Setiap usaha muraja’ah akan bernilai di sisi Allah Swt, meskipun hasilnya tidak selalu sempurna.
Muraja’ah Sebagai Bekal Akhirat
Al-Qur’an Sebagai Penolong
Al-Qur’an akan menjadi penolong bagi orang-orang yang senantiasa dekat dengannya. Jika hafalan hilang karena tidak dijaga, bagaimana mungkin kita berharap Al-Qur’an memberikan syafaat? Justru usaha menjaga hafalan melalui muraja’ah yang konsisten akan menjadi hujjah bagi kita di hadapan Allah.
Usaha Lebih Penting dari Hasil
Allah Swt tidak akan menuntut kenapa hafalanmu hilang, tetapi Allah akan bertanya bagaimana usahamu menjaganya. Inilah yang membedakan penghafal yang tetap istiqamah dengan yang lalai. Semangat untuk selalu muraja’ah adalah bukti kesungguhan cinta kepada Al-Qur’an.
Penutup
Saudaraku, jangan sampai kita menjadi mantan penghafal Al-Qur’an. Hafalan yang sudah kita perjuangkan dengan keras harus dijaga dengan muraja’ah seumur hidup. Interaksi dengan Al-Qur’an bukan hanya kewajiban, melainkan sumber ketenangan jiwa dan jalan menuju kemuliaan.
Mari kita perbarui niat untuk terus menjaga hafalan Al-Qur’an dengan muraja’ah harian. Semoga usaha kecil ini menjadi amal besar di sisi Allah Swt. Untuk membaca artikel dan berita islami lainnya, silakan kunjungi laman resmi Dayah Athiyah Aceh.
Referensi:
- Hadits tentang hafalan Al-Qur’an lebih cepat hilang daripada unta: Sunan Ibnu Majah
- Tafsir dan keutamaan muraja’ah: Kemenag RI – Al-Qur’an dan Tafsirnya